Mereka berasal dari Cina, Serbia, Singapura, Thailand, Taipei, India, Jepang, Korea, Malaysia, Nepal, Pakistan, Philipina, Saudi Arabia, Slovenia, Amerika dan Czech.
FOTO: by Henri Subagya
"Sesuai temanya, yaitu accuracy, maka kejuaraan sport tourism (olahraga wisata) paralayang ini juga lebih menekankan pada pertandingan nomor ketepatan mendarat," kata Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Rembiga Kolonel Pnb Bambang Gunarto.
Menurutnya, kejuaraan ini merupakan kehormatan, sekaligus kebanggaan bagi Nusa Tenggara Barat karena juga melombakan tiga kegiatan sekaligus. Yakni kejuaraan paralayang tingkat dunia, kejuaraan paralayang tingkat Asia, dan kejuaraan paralayang tingkat Nasional.
Salah seorang pengurus Federasi Aerosport Indonesia (FASI) NTB Nanang Wirawan, menjelaskan kegiatan ini sekaligus pelaksanaan olahraga paralayang terbesar sepanjang sejarah, karena akan ada World Cup, Asian Cup dan Kejurnas.
Khusus Asian Cup, merupakan kali pertama digelar, sekaligus menjadi bagian dari sosialisasi paragliding untuk bisa masuk dalam Asian Games. Kegiatan ini diharapkan mampu memperkenalkan Lombok dan Sumbawa di mata dunia. ‘’Terutama dari sisi aero tourism,’’ ujarnya.
Yang membanggakan, dikatakan Nanang Wirawan, meski olahraga paralayang di NTB relatif baru dikenal, namun saat ini sudah ada 21 pilot paralayang.
Masing-masing di Lombok ada 12 pilot paralayang, Kabupaten Sumbawa Barat 4 pilot, Sumbawa 3 pilot, Dompu 2 pilot, dan Bima 1 pilot. Sedangkan untuk site (lokasi) paralayang, hampir di semua daerah NTB, mulai dari Kabupaten Lombok Utara hingga Kabupaten Bima memiliki site-site paralayang.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB Lalu Moh. Faozal mengatakan kejuaraan dunia paralayang ini semakin menambah banyak gelaran lomba-lomba sport tourism berlangsung di NTB, baik di Lombok maupun Sumbawa. ‘’Ini akan membuat daerah ini lebih dikenal dan populer di kancah internasional,’’ ucapnya.
Disbudpar NTB akan mempromosikan PGAWC pada saat launching Bulan Budaya Lombok Sumbawa (BBLS) tanggal 17 Juli 2016 di Jakarta. Yaitu pada saat pelaksanaan Car Free Day di Jalan Jenderal Sudirman – Jalan Thamrin.
Di NTB, promosi PGAWC dilakukan pada 24 Juli 2016 saat pameran fotografi olahraga dirgantara paralayang di Jalan Udayana, pada saat car free day..
Source: https://m.tempo.co
1 komentar:
jadi pingin pulang kampung...
Mahasiswa Jogja
From Lombok
Lili
Posting Komentar